BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja sering dikenal dengan
istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru
mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri
dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di
lingkungan pertemanannya. Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi
batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok,
Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta
ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman
sekarang. Meningkatnya tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh
orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Tindakan kenakalan
remaja sangat beranekaragam dan bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan
tindakan kriminal orang dewasa. Juga motivasi para remaja sering lebih
sederhana dan mudah dipahami misalnya : pencurian yang dilakukan oleh seorang
remaja, hanya untuk memberikan hadiah kepada mereka yang disukainya dengan
maksud untuk membuat kesan impresif yang baik atau mengagumkan. Akibatnya, para
orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan
terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan
munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan
pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.
Kenakalan remaja dalam studi
masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam
perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan
norma social yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber
masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep
perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang
harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah
menyimpang. Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu
membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja,
diantaranya karena si pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada.Sedangkan
perilaku yang menyimpang yang disengaja, bukan karena si pelaku tidak
mengetahui aturan. Hal yang relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut,
adalah mengapa seseorang melakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang
dilakukan melanggar aturan. Becker (dalam Soerjono Soekanto,1988,26),
mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengasumsikan hanya mereka yang
menyimpang mempunyai dorongan untuk berbuat demikian.
Hal ini disebabkan karena pada dasarnya
setiap manusia pasti mengalami dorongan untuk melanggar pada situasi tertentu,
tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud
penyimpangan, sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari
penyimpangan. Masalah sosial perilaku menyimpang dalam Kenakalan Remaja´ bisa
melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan
individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi,
perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil
dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang perilaku disorder di
kalangan anak dan remaja (Kauffman , 1989 : 6) mengemukakan bahwa perilaku
menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks sosial. Perilaku
disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai tindakan yang tidak layak,
melainkan lebih dari itu harus dilihat sebagai hasil interaksi dari transaksi
yang tidak benar antara seseorang dengan lingkungan sosialnya. Kenakalan remaja
sangat menurunkan moral pada diri kita dan lebih-lebih pada bangsa kita ini,
oleh sebab itu kita sebagai calon generasi penerus bangsa harus peduli dan
tanggap akan moral-moral remaja yang sangat bertolak belakang dengan apa yang
telah ditentukan oleh sang maha pencipta dan undang-undang dasar.
Oleh karena itu Kenakalan Remaja
merupakan salah satu bentuk masalah sosial dalam kehidupan masyarakat, maka
dari itu saya mengambil tema tentang “Kenakalan Remaja”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Kenakalan Remaja ?
2. Apa sajakah penyebab terjadinya Kenakalan Remaja ?
3. Apa ciri-ciri dari Kenakalan Remaja ?
4. Bagaimana akibat dari bentuk Kenakalan Remaja ?
5. Bagaimana peranan orang tua,guru dan lingkungan terhadap
Kenakalan Remaja ?
6. Bagaimana solusi untuk mengatasi Kenakalan Remaja ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui pengertian Remaja?
2. Untuk Mengetahui penyebab terjadinya Kenakalan Remaja tersebut?
3. Untuk Mengetahu ciri-ciri dari Kenakalan Remaja?
4. Untuk Mengetahui akibat dari Kenakalan Remaja ?
5. Untuk Mengtahui peran orang tua, guru dan lingkungan terhadap
Kenakalan Remaja?
6. Untuk Mengetahui solusi untuk mengatasi Kenakalan Remaja?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Remaja adalah waktu manusia berumur
belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi
tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia
dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak
dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Menurut psikologi, Remaja adalah suatu
periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang
dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun.
Menurut Santrock (2003: 26) bahwa Remaja
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Menurut Santrock Kenakalan Remaja
merupakan kumpulan dari berbagai prilaku remaja yang tidak dapat diterima
secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.
Kartono (ilmuan sosiologi) mengemukakan
bahwa Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan isltilah
(Juvenule delinquency) merupakan gejala potologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA
Kenakalan remaja meliputi semua prilaku
yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.
Prilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang sekitarnya.
Kartono (ilmuan sosiologi) mengemukakan
bahwa kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan isltilah
Juvenule delinquency merupakan gejala potologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.Akibatnya mengembangkan bentuk
prilaku menyimpang.
Santrock mengemukakan bahwa kenakalan
remaja merupakan kumpulan dari berbagai prilaku remaja yang tidak dapat
diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.
Kenakalan remaja merupakan perbuatan anak-anak remaja yang
melanggar norma sosial norma hukum, norma kelompok dan mengganggu ketentraman
kelompok. Serta kenakalan remaja sekarang sudah menjalar dimana-mana baik di
masyarakat atau lingkungan, di sekolah atau di kampus maupun di keluarga.
1. Kenakalan Remaja Dalam Perspektif Lingkungan
Masalah sosial dalam perilaku menyimpang
dalam lingkungan masyarakat diantaranya adalah kenakalan remaja,dalam
perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari berbagai peraturan sosial ataupun nilai dan norma sosial
yang berlaku.
Prilaku menyimpang dapat di anggap
sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan dan merusak sistem sosial yang
berlaku di dalam lingkungan masyarakat.
Perilaku menyimpang dapat
dibedakan menjadi dua macam diantaranya ada perilaku menyimpang yang tidak
disengaja dan yang disengaja. Perilaku menyimpang yang tidak disengaja karena
pelaku kurang memahami peraturan yang berlaku. Sedangkan untuk perilaku
menyimpang yang disengaja, bukan karena pelaku tidak mengetahui
aturan,tetapimemang sengaja dilakukannya. Hal tersebut disebabkan karena pada
dasarnya setiap manusia pasti mengalami dorongan untuk melakukan pelanggaran
pada situasi tertentu, tetapi pada kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan
yang berwujud penyimpangan, sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan
diri dari dorongan-dorongan untuk menyimpang
Proses sosialisasi terjadi dalam
kehidupan sehari-hari melalui suatu interaksi sosial dengan menggunakan media
atau lingkungan sosial tertentu. Oleh sebab itu, kondisi kehidupan lingkungan
akan sangat mewarnai, mempengaruhi input dan pengetahuan yang diserap oleh
masyarakat. Salah satu variasi dari teori yang menjelaskan kriminalitas di
daerah perkotaan, bahwa beberapa tempat di kota mempunyai sifat yang kondusif
bagi tindakan kriminal oleh karena lokasi tersebut mempunyai karakteristik
masing-masing. Tingkat kriminalitas yang tinggi dalam masyarakat kota pada
umumnya berada pada bagian wilayah kota yang miskin atau pinggiran, dampak
kondisi perumahan di bawah standar, overcrowding, derajat kesehatan rendah dari
kondisi serta komposisi penduduk yang tidak stabil.
Dalam batas-batas tertentu kenakalan
adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian
perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan
dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan
melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak disengaja. Jadi kebalikan dari
perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/jahat yaitu perilaku yang
disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat.
Keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara
yang dipakai oleh individu akan kolektivitas seperti keluarga dalam bertingkah
laku agar dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupannya serta dapat memenuhi
kebutuhannya. keberfungsian sosial adalah kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam situasi social
tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam mewujudkan nilai dirinya
mencapai kebutuhan hidupnya.
Contoh kenakalan yang terjadi di
lingkungan masyarakat:
a.
Penyalahgunaan Narkotika
fungsi utama narkotika dalam segi medis
adalah sebagai analgetik untuk mengurangi rasa sakit dan penenang yang hanya
digunakan dirumah sakit untuk orang yang menderita sakit berat (misalkan
kangker) dengan rekomendasi dokter atau diberikan kepada orang-orang yang akan
menjalani operasi.
Disamping itu, narkotika juga
menimbulkan efek yang disebut halusinasi (khayalan), impian yang indah-indah
atau rasa nyaman. Dengan timbul efek halusinasi inilah yang menyebabkan
sekelompok masyarakat terutama kalangan remaja ingin menggunakan narkotika
meskipun tidak sedang menderita sakit. Hal itulah yang mengakibatkan
penyalahgunaan obat (narkotika). Bahaya penggunaan narkotika yang tidak sesuai
dengan peraturan adanya adiksi atau ketergantungan. Adiksi adalah keracunan
obat yang bersifat kronik atau periodic sehingga penderita kehilangan control
terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian terhadap dirinya sendiri dan
masyarakat. Beberapa jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius antara lain
candu atau opium, morfin, alcohol, kokain, ganja atau mariyuana, kafein, LSD
(Lasergic Adid Diethy Lamide) dan tembakau.
b.
Geng motor
Sekarang yang sedang merajarela kenakalan remaja adalah Geng Motor
yang sangat mengganggu dan meresahkan lingkungan masyarakat.
c.
Pencurian dan
Perampokan
Pencurian dan Perampokan adalah salah satu kenakalan remaja yang
sering terjadi di lingkungan masyarakat terutama di kota-kota.
2. Kenakalan Remaja dalam Perspektif Sekolah
Di sekolah ataupun di kampus tidak lepas dari masalah kenakalan
bahkan yang sering terjadi kenakalan remaja kebanyakan di sekolah.
Contoh kenakalan yang sering dilakukan oleh para siswa-siswi atau
oleh mahasiswa:
a.
Pergaulan bebas
Pergaulan bebas ini dapat
menyebabkan sex bebas atau prilaku seksual diluar nikah dan terjadi sebagai akibat
masuknya kebudayaan barat barat. Perilaku
seksual di luar nikah sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan
nilai-nilai sosial pada masyarakat Indonesia.
b.
Perkelahian antar pelajar atau mahasiswa
Perkelahian antar pelajar atau mahasiswa
dapat merusakan dan memperlemah persatuan dan kesatuan para pelajar dan merusak
nilai-nilai sosial. Peranan organisasi pelajar, seperti OSIS, Palang Merah
Remaja (PMR), dan Pramuka sangat penting di dalam pembentukan sikap dan tingkah
laku para pelajar. Melalui organisasi pelajar kita kembangkan kreativitas dan
efektifitas kaum pelajar.
c.
Bolos sekolah
Bolos sekolah adalah pekerjaan para
pelajar yang nakal akibat pengaruh dari berbagai aspek. Membolos sekolah
mungkin ini merupakan salah satu budaya dalam pendidikan di bumi pertiwi
ini.Sering kali kita mendapati anak - anak sekolah yang masih berseragam
berkeliaran di luar sekolah pada jam sekolah.
3. Kenakalan Remaja Dalam Perspektif keluarga
keluarga yang tingkat keberfungsian
sosialnya rendah maka kemungkinan besar anaknya akan melakukan kenakalan pada
tingkat yang lebih berat. Sebaliknya, bagi keluarga yang tingkat keberfungsian
sosialnya tinggi, maka kemungkinan anak-anaknya melakukan kenakalan sangat
kecil. Untuk memperkecil tingkat kenakalan remaja tersebut dua hal yang perlu
diperhatikan yaitu meningkatkan keberfungsian sosial keluarga melalui
program-program kesejahteraan sosial yang berorientasi pada keluarga dan
pembangunan sosial yang programnya sangat berguna bagi pengembangan masyarakat
secara keseluruhan. Selain itu, dapat memberikan program-program untuk mengisi
waktu luang mereka dengan meningkatkan program lainnya.
4. Kenakalan Remaja Dalam
Perspektif islam
Kenakalan remaja (Juvenile Delinquence)
adalah merujuk kepada perbuatan dan aktiviti remaja yang berlawanan dengan
norma-norma masyarakat, undang-undang negara dan agama, seperti mencuri,
merampok, merogol, berzina, membunuh,mendurhaka kepada kedua ibu bapa dan
seumpamanya. Perbuatan remaja dikatakan nakal kerana remaja dianggap belum
matang, belum dewasa dan perbuatan jenayah yang mereka lakukan tidak dikenakan
hukuman berat. Hukuman yang dijatuhkan kepada mereka ialah remaja itu
ditempatkan di pusat-pusat pemulihan akhlak dan diberi pendidikan khas.
Ahli-ahli sains sosial berbeza-beza
pendapat tentang had umur remaja. Ada yang mengatakan alam remaja di antara 10
– 18 tahun atau 13 tahun – 12 tahun. Menurut Islam, kanak-kanak mula dapat
membezakan perkara yang baik dan buruk setelah mencapai mumayiz yaitu berumur
tujuh tahun.
Pada ketika inilah ibu bapak atau
penjaganya patut melatih anak mengerjakan ibadat yang wajib. Apabila anak
mencapai umur baligh, mereka wajib melaksanakan semua suruhan agama dan
menjauhkan segala larangannya. Lingkungan baligh ialah mencapai umur 15 tahun atau
kanak-kanak lelaki sudah bermimpi bersetubuh dan kanak-kanak perempuan pula
telah keluar haid dalam tempuh umur antara 9 hingga 15 tahun.
B. PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh bebera hal, sebagai
sebagian diantaranya:
1) Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis diri
remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya
perasaan dan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainnya identitas
peran. Kenalakan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi.
2) Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa
mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan tidak dapat
diterima akan terseret pada perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan
control diri untuk bertingkahlaku sesuai dengan pengetahuannya.
3) Keluarga
Perceraian orang tua, tidak adanya
komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antara anggota keluarga
bisa memicu perilaku negataif pada remaja. Pendidikan yang salah di
keluargapun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama
atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab kenakalan
remaja.
4) Teman sebaya yang kurang baik
Pengaruh teman sering diumpamakan
sebagai segumpal daging busuk, apabila dibungkus dengan segunpal daun, maka
daun itupun akan berbau busuk, sedangkan bila sebatang kayu cendana di bungkus
dengan selembar kertas, kertas itupun akan wangi baunya. Perumpamaan ini
merupakan sedemikian besarnya pengaruh pergaulan dalam membentuk watak dan
kepribadian seseorang ketika remaja berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan
kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan kawan-kawan yang
tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak dikemudian hari
akan banyak masalah bagi dirinya sendiri dan orang tuanya.
5) Pendidikan Keluarga
Memberikan pendidikan yang sesuai dengan
anak adalah merupakan salah satu tugas orang tua kepada anak, maka pilihkan lah
sekolah yang bermutu. Namun, masih sering terjadi dalam masyarakat, orang tua
memaksakan kehendaknya, agar di masa depan anaknya memilih fropesi tertentu
yang sesuai dengan keinginan orang tua. Pemaksaan ini justru kan berakhir dengan
kekecewaan, sebab, meski memang sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak
orang tua tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudain
kecewa, frustasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka mudah
pergi bersama kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan
mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang.
6) Penggunaan waktu luang
Kegiatan di masa remaja sering hanya
berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah,
selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan
ini terlalu banyak pada sisi remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu
luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila bentuk kegiatan itu positif,
hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan yang
negative maka lingkungan akan tergangu. Seringkali perbuatan negatif ini hanya
terdorong rasa iseng saja.
Tindakan iseng ini selain untuk mengisi
waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja. untuk
menarik perhatian lingkungannya, perhatian yang diharapkan dapat berasal dari
orang tuanya maupun teman seperjuangannya.
Celakanya, kawan sebaya sering
menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang
sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu malam hari,
mencuri,merusak,minum-minuman keras,obatbius,dansebaginya.
7) Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik
8) pendidikan di sekolah
Sekolah merupakan tempat memberi
pengajaran dan pendidikan kedua kepada anak selepas ibu bapa.
Faktor sekolah yang boleh mempengaruhi anak ialah:
a.Disiplin
sekolah yang longgar.
b. Ibu bapak tidak mengambil tahu kemajuan dan pencapaian anak di
sekolah.
c. Guru tidak mengambil tahu masalah yang dihadapi oleh
murid-murid.
d. Bosan dengan kegiatan sekolah
Kegiatan sekolah yang itu - itu saja
terasa membosankan bagi para siswa yaitu datang,duduk,diam,mendengarkan, lalu
pulang. Hal ini dilakukan setiap hari tentu akan menjadi suatuhal yang sangat
membosankan.
e. Tertarik dengan kegiatan diluar sekolah
Jiwa muda para pelajar sering menjadi
alasan kenakalan remaja salah satunya membolos.ketika seorang pelajar
mengetahui ada kegiatan menarik diluar sekolah tentu siswa tersebut akan
berusaha untuk bisa mengikuti kegiatan tersebut dan sayangnya kegiatan diluar
sekolah tersebut bukan hanya kegiatan yang bersifat positiv.
f. ajakan teman
Ajakan teman terkadang terdengar seperti
tantangan atau mungkin ejekan yang membuat seorang siswa tidak mampu menahan
godaan adrenalin.
g. Takut atau malas melihat wajah guru
Alasan yang satu ini merupakan
alasan yang paling populer dikalangan pelajar.Dengan alasan takut atau malas
mengikuti pelajaran salah seorang guru membolos merupakan pilihan yang
menggiurkan, entah karena tidak mengerjakan PR atau alasan yang lain
sebagainya.
C. CIRI-CIRI KENAKALAN REMAJA
Dalam hal ini terdapat beberapa macam ciri-ciri tentang kenakalan remaja
adalah sebagai berikut:
1)
Pemarah, apabila menghadapi
suatu permasalahan dan masalah itu terasa tidak cocok maka seketika itu bisa
langsung marah.
2)
Pemalas, biasanya kalau
seseorang apabila sudah terjerumus kedalam hal yang negatif biasanya akan
menjadi seorang yang pemalas dalam segala hal-hal yang bersifat baik.
3)
Tidak memiliki rasa belas
kasih yang besar.
4)
Mudah putus asa atau tidak sabaran.
5)
Apabila dilihat dari segi
pakaiannya tidak pernah memakai pakaian yang rajin atau sering memakai pakaian
yang tidak pantas untuk dipakai, seperti laki-laki memakai pakaian perempuan
atau sebaliknya.
6)
Potongan rambut atau keadaan
tubuhnya tidak pernah diperhatikan.
7)
Tidak mengenal yang namanya
dosa.
8)
Tidak pernah merasa takut
terhadap siapapun.
D. AKIBAT DARI KENAKALAN REMAJA
Setelah seseorang melakukan sebuah usaha
baik itu baik atau tidak baik yang pasti akan menerima atau mendapatkan
manfaat, dan apabila yang dikerjakannya itu selalu bersimpangan dengan ajaran
agama maupun peraturan dari negara maka juga pasti akan mendapatkan akibatnya.
Akibat dari kenakalan remaja antara lain adalah sebagai berikut yang
diantaranya :
1) Apabila bertempat di masyarakat akan mendapatkan teguran atau
gunjingan dari masyarakat setempat.
2) Akan dibenci dan di musuhi banyak orang.
3) Tentunya akan dijauhi banyak orang.
4) Tidak disukai oleh khalayak.
E. PERAN ORANG TUA, GURU,
DAN LINGKUNGAN TERHADAP KENAKALAN REMAJA
Sebenarnya menjaga sikap dan tindak
tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi
semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan
dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan
pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya
baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang
merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan
tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang
baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.
Peran guru tidak hanya sebatas tugas
yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang
harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori
akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang
guru dalam kehidupan sehari-hari.
Terkesannya seorang Guru adalah sosok
orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit
saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam
dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di
ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para
remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini
dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.
Peran orang tua yang bertanggung jawab
terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena
dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam
kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral
dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan
yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang
sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan
kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan
remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua Tidak
mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya
didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir
setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang.
Selayaknya cita-citauntuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang
luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang
sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru
memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak
tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia,
sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu
kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir akhir ini ada berita di media masa
yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan Oknum
guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri murid
kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa orang
murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan
remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.
Gejala-gejala ini telah menunjukan
kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para
remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman sari
Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit
dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi
foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan
kebenarannya.
Kerja tim yang terdiri dari orang tua
(sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat
anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan
komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang
intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung
bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan
menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama,
tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang
tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk
mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlihat betapa peran orang tua sangat
memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah
semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai
mengelola informasi itu dengan benar.
Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi
seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang
tua untuk menangkal kenakalan
remaja, mari kita bersama-sama untuk
menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia, dengan
selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran.
Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat
ia di besarkan. Seandainya guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan
generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya
"Kenakalan Remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja.
F. CARA-CARA MENGATASI KENAKALAN REMAJA
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan
remaja, yaitu sebagai berikut:
1) Kegagalan menghadapi identisan peran dan lemahnya control diri
bisa dicegah atau bisa diatasi dengan prinsif keteladanan. Remaja harus bisa
mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik, juga mereka berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.
2) Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga
tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi mereka.
3) Kehidupan beragama keluarga dijadikan salah satu ukuran untuk
melihat keberfungsian sosilal keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya
secara baik berarti mereka akan menanamkan nilai-nilai dan norma yang baik.
Artinya secara teoritis bagi keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya
secara baik, maka anak-anaknya pun akan melalukan hal-hal yang baik sesuai
dengan norma-norma agama.
4) Untuk menghindari masalah yang timbul akibat pergaulan, selain
mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua juga hendaknya
memberikan kesibukan dan mempercayakan tanggung jawab rumah tangga kepada si
remaja. Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun
mengada-ada. Berilah pengertian yang jelas dahulu, sekaligus berilah teladan
pula. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi
waktu anak “Keluyuran” tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui
tugas dan kewajiban serta tanggungjawab dalam ruamh tangga. Mereka dilatih
untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka dididik untuk
mandiri. Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang batasab teman
yang baik.
5) Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar anak
memilih jurusan sesuai dengan bakat, kesenangan, dan hobi si anak. Tetapi
apabila anak tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan hobinya, maka
berilah pengertian kepadanya bahwa tugas utamanya adalah bersekolah sesuai
dengan pilihanya. Sedangkan hobi adalah kegiatan sampingan yang boleh dilakukan
bila tugas utama telah selesai.
6) Mengisi waktu luang diserahkan kepada kebijaksanaan remaja.
Remaja selain membutuhkan materi, juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang
dari orang tuanya. Oleh karena itu. Waktu luang yang dimiliki remaja dapat
diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi. Kegiatan
dapat berupa melakukan berbagai bentuk permainan bersama, misalnya scrabble,
monopoli, catur dan lain sebagainya. Selain itu, dapat pula berupa tukar
pikiran berbicara dari hati ke hati, misalnya makan malam bersama atau duduk
santai di ruang keluarga. Kegiatan keluarga ini hendaknya dapat diikuti oleh
seluruh anggota keluarga.
7) Remaja hendaknya pandai memilih lingkungan pergaulan yang baik
serta orang tua memberi arahan arahan di komunitas nama remaja harus bergaul.
8) Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh
jika ternyata teman-teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan
harapan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Kenakalan remaja meliputi semua prilaku
menyimpang dari norma sosial, norma hokum, norma kelompok dan merugikan dirinya
sendiri serta mengganggu ketrentaman masyarakat. Misalnya, penyalahgunaan
Narkotika, prilaku seksual di luar nikah, perkelahian pelajar, kebut-kebutan,
minum-minuman keras, membolos sekolah, berbohong, membunuh, keluyuran, mencuri,
dan aksi corat-coret di tembok atau pagar dan lain sebagainya. Hal-hal yang
dapat mempengaruhi munculnya kenakalan remaja diantaranya adalah adanya waktu
luang yang diisi, dengan kegiatan yang kurang kurang positif, pemilihan teman
sebaya yang kurang baik, kurang nyaman dalam menjalani pendidikan kurangnya
keberfungsian sosial keluarga dan lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Untuk itu waktu luang hendaknya
digunakan untuk berkumpul bersama seluruh anggota keluarga dan mengadakan
kegiatan keluarga guna mengeratkan kasih sayang, remaja harus pandai memilih
teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siap dan
di komunitas mana remaja harus bergaul, orang tua hendaknya memberikan
kebijaksanaan terhadap anak untuk memilih pendidikan sesuai dengan kesenangan
dan bakatnya dan orang tua harus berusaha memenuhi kebutuhan anak secara
maksimal baik itu materi, perhatian, kasih sayang, pendidikan agama dan
pendidikan moral.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.
H. Abu Ahmadi. 2004 . Sosiologi Pendidikan. Jakarta.Rineka Cipta Drs. Kuswanto,
M.M. Bambang Siswanto, S.H. (2003). Sosiologi Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri
Conny
R. Semiawan. 1991.Pendidikan anak dalam keluarga, Jakarta, Nasehat Perkawinan.Gunung
Mulya Gunarsa.1981. Psikolog Remaja, Jakarta, BPK, Gunung Mulya Kartini
Kartono.1997. Phatologi Sosial Kenakalan Remaja, Jakarta, Rajawali Andi
Mapiare,1988. Psikologi Remaja, Surabaya, Usaha Nasional Zakiah Darajat,1978.
Problem Remaja di Indonesia, Jakarta, Bulan Bintang